Pemkab Diminta Serius Wujudkan Kota Layak Anak

Manokwari, TP – Untuk mewujudkan Manokwari sebagai Kota Layak Anak, perlu adanya perhatian khusus pemerintah tentang 10 hak anak yang masih banyak terabaikan. Diantara 10 hak tersebut, yang harus diutamakan adalah hak untuk belajar, hak untuk bermain dan hak mendapatakn kesehatan.
Direktur Yayasan Citra Sehat Papua, Napolion Fakdawer saat ditemui wartawan di salah satu stasiun Radio kemarin mengatakan bahwa dalam mewujudkan Manokwari sebagai Kota Layak Anak, perlu adanya perhatian khusus pemerintah di beberapa sector diatas . Ia mencontohkan seperti hak untuk belajar yang belum di dapatkan oleh semua anak di kota ini. “Coba lihat sekarang masih banyak anak yang bekerja sehingga tidak ada waktu untuk belajar, kita lihat di pasar ikan, kebanyakan yang bekerja adalah anak – anak,”ungkapnya.Hal ini, juga diperparah dengan banyaknya guru yang mangkir dari tugasnnya saat jam mengajar. “Coba kita lihat, banyak anak sekolah yang berkeliaran di saat jam sekolah, hal ini bukan karena mereka tidak mau sekolah, hal ini karena gurunya tidak ada, sehingga mereka pulang lebih awal,”ujarnya.Ia juga menambahkan bahwa untuk hak bermain juga perlu mendapatkan perhatian. “Di Manokwari belum ada tempat dan taman bermain yang digunakan untuk bermain anak – anak, sekarang kita lihat pembangunan kebanyakan adalah pembangunan toko, hotel, sedangkan fasilitas bermain di PAUD atau TK juga masih sangat minim dan belum resenpretativ,”katanya.Oleh karena hal itu, ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Manokwari tidak hanya menyebar isu kota Layak Anak, tapi juga harus serius membuat program – program yang menunjang 10 hak anak. Selain itu, ia juga menghimbau agar selain pemerintah, semua masyarakat juga ikut mendorong dan mendukung Kota Layak Anak bisa terlaksana dengan baik. [CR15]
Pengumuman Cpns
Papua Dalam Permainan Sio (Persio) Penuh Korban
*) Oleh : Anton Agapa (TOA)
Mafia Tanah Adat di Papua Harus Dilawan
Masyarakat adat telah hidup pada wilayah adatnya masing masing sejak leluhur tanpa saling mengganggu, pada waktu lalu upaya upaya penguasaan kadang berakhir dengan konflik fisik, namun harus diakui juga terjadi juga migrasi dari satu wilayah adat ke wilayah adat lain, karena konflik dalam keluarga atau saat perang hongi.dll.
Hahae
Tatindis Drem Minyak
Pace satu dia kerja di Pertamina. Satu kali pace dia dapat tindis deengan drem minyak. Dong bawa lari pace ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, pace pu kaki patah.
Setelah sembuh, pace minta berhenti kerja di Pertamina.
Waktu pace ko jalan-jalan sore di kompleks, pace ketemu kaleng sarden. Dengan emosi pace tendang kaleng itu sambil batariak "Kamu-kamu ini yang nanti besar jadi drem."
Populer
Iklan dan berlangganan edisi cetak
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan
Hotline : 0853 2222 9596
Email : papuaposnabire@gmail.com
Berlangganan