NABIRE - Kepala sekolah SMA Bhakti Mandala Nabire, Agustus Ambadatu menilai, penerimaan murid baru pada awal tahun pelajaran 2022/2023 bagi SMA/SMK secara khusus di sekolah besar terkesan menggunakan dua pintu.
Sehingga dengan menggunakan dua pintu ini, sejumlah sekolah kecil di tingkat SMA dan SMK tidak kebagian murid baru. Sementara pemerintah terus berteriak dan meminta agar dalam penerimaan murid bari di awal tahun pelajaran 2022/2023 harus menggunakan sistim zonasi.
Namun harapan untuk menggunakan sistim zonasi sepertinya tidak dihiraukan oleh sejumlah sekolah besar. Sehingga sampai memasuki akhir bulan Juni ini, rata–rata murid lulusan SMP/MTs di akhir tahun pelajaran 2021/2022 yang mendaftar di SMA dan SMK kecil hanya berjumlah 40-an murid baru.
“Selaku kepala sekolah SMA sudah mengetahui adanya sistim dua pintu yang dilakukan oleh sekolah besar. Pada awalnya mengumumkan untuk hanya menerima murid baru sebanyak 200-an orang murid untuk mengisi lima ruangan kelas. Namun faktanya hingga pengumuman hasil tes dan melengkapi berkas yang kurang, masih saja ada pintu belakang atau pintu kedua yang terbuka untuk tambahan menerima murid yang tidak lulus tes masuk,” ujar Kepala Sekolah SMA Bhakti Mandala, Agustinus Ambadatu kepada Papuapos Nabire, Rabu (29/6/22).
Untuk itu selaku kepala sekolah SMA Bhakti Mandala Nabire pertanyakan sampai sejauh mana kebijakan seorang Kepala Dinas Pendidikan dalam mengatur semua satuan pendidikan dalam memahami sistim zonasi agar ada pemerataan murid ke semua sekolah.
Sehingga sebagai sekolah kecil/swasta menilai sistim zonasi itu hanya sebuah ucapan bibir belaka. Karena faktanya di lapangan sekolah besar terus masih menggunakan dua pintu dalam penerimaan murid baru pada awal tahun pelajaran 2022/2023. (des)