NABIRE - Kampung Diyeugi, Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai, Sabtu (18/6/22) menggelar perpisahan murid kelas VI tahun ajaran 2022-2023. Perpisahan dihairi ratusan masyarakat kampung dan sekitarnya. Demikian informasi yang disampaikan Maurus Nakay Degei.
Dikatakan, suasana perpisahan sangat meriah bertempat di halaman sekolah karena di dalam sempit dengan adanya banyak orang.
Acara berlangsung tepat pada pukul 09.30 WIT yang disaksikan sekitar 134 orang. Diantaranya kepala kampung, sekretaris kampung, aparat kampung, Bamuskam kampung, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda serta tamu undangan lainnya.
Kepsek SD Inpres Diyeugi, Sebastianus Pugiye, S.Pd dalam sambutannya mengatakan, percayalah bahwa apa yang kamu lakukan tidak ada yang sia-sia. Untuk menjadi yang terbaik, engkau harus memiliki mimpi yang besar dan semangat untuk mewujudkannya. Dan kesuksesan itu tidak pernah orang beli dengan harga yang begitu mahal. Melainkan pendidikan bisa kita beli hanya karena semangat kita dan niat juang kita yang tinggi bisa kita bayar.
Kakam Diyeugi, Ferdinand Semu menyampaikan, di dunia ini pendidikan dan agama tidak akan mati sampai Tuhan Yesus dating. Daka dengan itu dirinya sangat bangga dengan kepala sekolah yang selalu setia mengurus dan banting tulang demi anak-anak. Dan setiap tahun satu dua anak tetap ujian dan selalu berpisah dengan orang tua.
“Selesai dari dari kampung SD Inpres Diyeugi pergilah dan kejarlah cita-citamu, kami orang tua akan setia tunggu hasil dari anak-anak kapan bawa pulang keadaan baik demi keberlangsung hidup kita kedepan,” ujarnya.
Sekertaris Kakam Sesilius Pugiye mengatakan, kerja keras setiap orang tua itu karena ingin anak–anak berhasil yang baik menjadi pribadi yang bukan hanya biasa-biasa tapi luar biasa.
“Orang yang tersesat adalah orang yang terus mengikuti arus keramaian. Pergilah dan belajar sesuai semangat belajar yang kalian miliki dan kejarlah cita-citamu demi masa depanmu,” ujarnya.
Gembala Ev Abner Boma dalam arahan singkatnya mengatakan, rasanya kita tertinggal namun Allah memberikan Anak Tunggalnya kepada umat manusia ini hanya untuk ketertinggalan keterpurukan kehancuran. Maka itu dirinya yakin dan percaya bahwa kita ini hanya ditinggal bukan tertinggal. Suatu saat nanti apa yang ditinggalkan itu akan lebih indah dan lebih menarik. Maka kepada anak-anak teruslah belajar, setiap orang tua akan selalu mendukung melalui doa. (modes)