NABIRE - Sekolah Dasar (SD) Inpres berkelas enam (IV) Kampung Pagouda, Distrik Mapia Barat, Kabupaten Dogiyai, mengalami kerusakan yang sangat parah. Hal ini diakibatkan karena tanah longsor. Saat musim hujan, murid maupun para guru menjalankan proses belajar mengajar di ruang kelas mengalami ketakutan. Dengan adanya kejadian tahun 2020 hingga kini belum ada perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Dogiyai dibidang pendidikan.
Demikian disampaikan anggota DPRD Kabupaten Dogiyai diwilayah pemilihan Vitalis Kegiye di whast grup yang diterima media ini, Rabu (18/5/2022) siang di Nabire.
Dikatakan Vitalis Kegiye, setiap sidang DPRD Kabupaten Dogiyai yang dilaksanakan pihaknya sudah menyuarakan aspirasinya kepada DPRD maupun pemerintah daerah. Tetapi hingga kini kondisi SD Inpres Kampung Pagouda masih tetap seperti biasanya. Belum ada perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Dogiyai.
Setiap sidang yang dilakukan selalu disampaikan aspirasi kerusakan kondisi sekolah SD Inpres Kampung Pagouda yang terjadi akibat kerusakan mulai tahun 2020 hingga kini. Teapi pihak DPRD, pemerintah daerah serta dinas terkait belum menindaklanjuti kerusakan.
Tak terlalu sulit menemukan sekolah ini, karena bangunan sejajar terkikisnya tanah longsor masuk ke lingkungan sekolah menurun tajam. Kelas-kelas penuh dengan teriakan anak-anak. Ada yang berlari-larian sambil membenarkan letak maskernya, tas, buku dan lain sebagainya. Membuka kelas proses belajar mengajar di dalam kelas tiga guru yang bertugas di sekolah itu. Yakni guru PNS satu orang ditambah guru honorer dua orang, dan mereka pun mengalami ketakutan pada saat mengajar.
Selama mengajar, pandangannya ini tak berhenti menatap cemas kayu-kayu yang menggelantung roboh kebawah bangunan sekolah itu.
“Kita bayangkan pasti badan bangunan gedung sudah rusak, takutnya pada jatuh ke bawah dan menimpa anak-anak kita yang lagi belajar," kata Kegiye.
Lebih lanjut dikatakan, sudah mulai keropos dimakan rayap atau terkikis air ketika hujan datang. Dirinya sudah mengajukan permohonan melalui sidang DPRD di wilayah pemilihan untuk dilakukan perbaikan.
“Sampai sekarang belum dapat tembusan kapan kita dapat rehabilitasi bangunan itu," tambah Vitalis.
Tambahnya, sejauh ini langkah yang bisa dilakukan pihak sekolah hanya meminta murid berhati-hati selama berada di lingkungan sekolah.
"Harus waspada, harus hati-hati. Jadi kalau pagi-pagi sebelum anak-anak masuk, kita lihat-lihat dulu ke atas, kebawah, belakang dan samping kiri kanan,” tuturnya.
Guru lainnya menuturkan, orang tua menyampaikan keluhan atas fasilitas bangunan sekolah seperti kerusakan bangunan parah. Orang tua murid juga takut dan perlu direhab untuk kenyamanan anak-anaknya di sini. (modes)