DEIYAI – Para mahasiswa calon wisudawan Sekolah Tinggi Katolik (STK) Touye Paapa Deiyai, sebelumnya mengikuti Misa Perutusan atau Missio Canonica dipimpin Administrator Keuskupan Timika, Pater Marten Ekowaibi Kuayo, Pr di Gereja Katolik Paroki St. Yohanes Pemandi Waghete, Rabu (3/11/21).
Pada misa perutusan dengan thema “Yesus lantik dan utuslah aku untuk menjadi pribadi yang engkau kehendaki”, dihadiri sejumlah umat Paroki Waghete, orangtua atau wali dari mahasiswa yang menerimakan perutusan, juga civitas akademika STK Touye Paapa Deiyai.
Misa perutusan sudah menjadi tradisi dalam pergutuan tinggi katolik. Sehingga para 27 mahasiswa calon wisudawan diwajikan mengikuti misa perutusan sebelum wisuda. Berbeda dengan gelaran wisuda pada perguruan tinggi lainnya. Perguruan tinggi swasta milik Keuskupan Timika, STK Touye Paapa Deiyai memiliki tradisi khas untuk menghantar lulusannnya menuju dunia kerja yang nyata sesuai bidang keahliannya.
Pastor Marthen Ekowaibii Kuayo, Pr mengatakan kepada mahasiswa yang diutus untuk melepaskan segala miliknya, lalu menjadi milik Yesus Kristus, dalam tugas pengabdiannya. Dengan menjadi guru, kembali ke kampung halaman, membangun kampung, mendidik masyarakatnya masing-masing.
Menurut dia, terima lilin, salib, dan kitab suci sebagai alat pewartaan sehingga diminta baca apa yang tertulis dalam kitab suci lalu hayati apa yang dibaca dan wartakan apa yang diimani melalui tugas kepada anak didiknya dan measyarakat.
“Terima cahaya Kristus (Touye Paapaa) dan bawa terang ini untuk menerangi dirimu sendiri, keluarga, klien, marga dan sesama baik di sini maupun di seluruh dunia,” kata Pastor M. Kuaiyo
Seusai misa, Rektor STK Touye Paapa, Oktopianus Marko Pekei mengatakan, Missio Canonica atau Misa Perutusan ini perlu dilaksanakan di sekolah ini, sebab sekolah ini mencetak pendidik keagamaan Katolik.
Menurut Pekei, momen yang indah ini bukan merupakan akhir perjuangan bagi mereka, melainkan awal dan bekal perjuangan masih panjang. Selanjutnya mampu melewati berbagai tantangan lagi dalam pelayanan pastoral di tempat bertugas nanti.
“Lebih dari itu, yang diutus juga lebih belajar banyak untuk selalu hidup rukun bersama, satu diantara sekian banyak individu yang berjalan dengan serasi dan selaras dalam masyarakat,”ungkapnya. (hbb)