JAYAPURA – Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, SS, M.Si memberikan apresiasi atas digelarnya pertemuan yang digagas DPR Papua sebagai bentuk keprihatinan terhadap kemanusiaan masyarakat di Intan Jaya, dengan melibatkan stakeholder di kabupaten dan provinsi.
“Ini langkah maju yang luar biasa. Kami Pemkab Intan Jaya mengapresiasi. Harapan kami bahwa tim yang terbentuk di kabupaten dimediasi dan mengedepankan pendekatan persuasif, kultural dan kekeluargaan untuk berkomunikasi dengan saudara-suadara kita, TPN/OPM atau yang berseberangan dengan NKRI. Kami pandang mereka sebagai sesama anak bangsa,” kata Natalis saat konferensi pers bersama wartawan, Selasa (22/11/21), seperti dilansir BogoPapua.net.
Bupati Natalis Tabuni mengatakan, jika saat ini dirinya tengah mencari solusi agar masyarakat Intan Jaya aman, sehingga pembangunan bisa terlaksana dengan baik.
“Saat ini masyarakat merasa tidak aman karena aparat keamanan melaksanakan penegakan hukum di Intan Jaya berdampak pada masyarakat trauma dan pembangunan baik pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan ekonomi hampir tidak berjalan maksimal di Intan Jaya,”bebernya.
Untuk itu dirinya berterima kasih kepada pimpinan DPR Papua yang menggagas pertemuan ini dan semua pihak terlibat sehingag diharapkan menghasilkan solusi – solusi permanen mengakhiri konflik di Intan Jaya.
Sementara itu menjawab pertanyaan BogoPapua terkait nasib Sem Kobogou yang menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.
Bupati Natalis mengakui jika memang sejak 8 bulan lalu situasi di Intan Jaya sempat kondusif, namun setelah Sem Kobogau hilang, muncul aksi – aksi pembalasan dari KKB dan saling balas hingga kembali meluas.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan Forkompinda dengan Dandim dan Kapolres. Hasilnya sudah kami sampaikan ke Pangdam dan telah mengutus polisi militer ke Intan Jaya, sedangkan berproses dan masyarakat termasuk KKB ini tidak sabar, hingga melakukan gerakan terus dan dalam berbagai kesempatan pertemuan dengan masyarakat kami sudah sampaikan itu,” ungkapnya.
Soal komunikasi dengan KKB, Bupati Natalis Tabuni menambahkan, jika saat ini pihaknya masih terus melakuakn pendekatan. Hanya saja, kelompok KKB itu, bukan hanya satu saja, tetapi ada beberapa kelompok.
“Komunikasi dengan KKB itu, bukan hanya kami (Pemkab Intan Jaya) saja yang melakukan, tapi juga ada dari TNI dan Polri agar mereka tidak melakukan aksi–aksi yang bisa merugikan semua pihak,”ungkapnya.
Selain itu juga pemerintah kabupaten akan melibatkan pihak gereja, masyarakat lokal, kepala kampung, kepala distrik dan DPRK Intan Jaya untuk berkomunikasi dan pendekatan kultural serta kekeluargaan kepada mereka.
Pasalnya mereka ada beberapa kelompok, tidak hanya satu kelompok. Dimana ada yang betul-betul OPM seperti Ayub Waker, ada yang mencari eksistensi dengan motivasinya belum tentu jelas.
“Kami sudah melakukan identifikasi kelompok mereka,”timpalnya. (ist)